Posts

Showing posts from 2014

Cerita Sih Kawan Ke-2

Sewaktu aku menghadiri sebuah acara pentas seni di sekolah lamaku, aku bertemu dengan seorang guruku. Guru yang sangat akrab denganku sewaktu di sekolah dulu. Sebut saja namanya Adi. Aku menyapanya lalu menyalaminya. “ Assalamualaikum bang” aku memanggilnya abang, karena pada saat itu umur kami enggak begitu jauh dan aku tetap menghormatinya. “ Wa’alaikumsalam , datang juga ternyata. Engkau sehat ris?” tanyanya “ Alhamdulillah ” jawabku tersenyum Lalu saat itu kami berbincang cukup lama membicarakan hal-hal yang penting sampai hal yang begitu penting. Hal yang sering menjadi perbincangan kami adalah sepakbola. Dia menyukai Real Madrid, sementara aku Liverpool. Lama kami berbincang mengenai sepakbola dan aku tersudut karena kesukaanku Liverpool kalah level dengan klub favoritnya Madrid,aku berpikir lalu aku pun mengalihkan perbincangan kami. “ aku mulai menekuni hobi menulisku lho bang” “iya? Kau menulis apa saja?” “ya tentangku, tentang siapa yang curhat kepadaku, ya

Cerita sih kawan

Malam ini aku ingin berkisah tentang seorang temanku. Tentang kisahnya yang pilu, sangat pilu. Malam itu, aku baru pulang dari kampus. Tiba-tiba  ponsel ku berdering. Lalu kulihat nama pemanggilnya, ternyata teman akrabku. Sebut saja namanya Adit. “Yah dit, ada apa?” tanyaku “aku butuh bantuanmu, datanglah kerumah, penting” jawabnya panik “ada apa memang?” tanyaku lagi “sudahlah, datang saja, ini penting banget” jawabnya memohon Lama aku berpikir, lalu “ya sudah, tunggu saja” klik ! Akhirnya aku memutuskan untuk menemuinya. Enggak biasanya dia begini. Panik dan meminta bantuan dengan nada tergesa-gesa. Adit ini orangnya humoris, bahkan kami berdua pernah satu grup humor pada saat disekolah dulu. Hanya saja beberapa masalah membuat kami harus dipisahkan, hingga kami berjumpa lagi di bangku kuliah. Aku pun sampai di rumahnya. “Ada apa dit? Pasti aneh-aneh kan? Aku tahu” tanyaku menyelidik Dia hanya tersenyum lalu menunjuk kearah tumpukan buku dan sebuah laptop “b

Miris

Sebulan lebih sudah kita berhubungan, bahagia juga suka sudah aku jalani bersamamu. Duka? Akurasa tak ada duka yang kita jalani bersama, yang ada hanya luka sepihak,  tak jarang kau melukaiku dengan sikapmu. Seringkali aku terluka karenamu. Tak pernah aku merasa sesakit ini sebelumnya. Aku terus mencoba untuk memahamimu, tapi kau tak pernah memahamiku sedikitpun. Seharusnya aku sadar kalau kau tak lebih dari benalu yang mulai merusak rongga dada hingga perihnya menusuk tak tertahankan. Kau mulai berubah tak seperti awal kukenal. Yang begitu baik dan perhatian. Tapi kini aku hanya menyebutnya kenangan. Kenangan yang tak perlu diingat, yang nanti hanya akan menyesakkan dada. Kini aku hanya berusaha untuk meringankan rasa agar nantinya aku tak terlalu perih ketika aku tahu kau tak begitu peduli dan mengerti pada hati ini. Aku hanya ingin kau mengerti padaku dan peduli pada apa yang sudah kau sebut cinta. Ini hanya ungkapan hati perih yang sudah lama pilu dan tak pernah ada yang ta

Mestinya bagaimana

Entah kenapa sejak punya kamu aku merasa semua serba ke hati kalau sedang berurusan denganmu. Kadang senang, kadang kecewa, kadang susah menyadari perasaan seperti apa ini. Kadang aku tak menyukai perasaan seperti ini. Mungkin aku saja yang terlalu banyak berharap, atau mungkin aku yang terlalu egois. Tapi sejujurnya aku begitu hanya ingin menghindari perasaan yang datang ketika akan berpisah dengan pasanganku. Hanya saja aku belum terlalu dewasa menyikapi perasaan seperti ini. pernah dengar prinsip seperti ini " kesetiaan dan kepercayaan adalah paket yang tidak terpisahkan dari sebuah cinta " Dan kini, aku sedang mencoba untuk keduanya.

Ribetnya Masuk Kuliah

Entah apa yang salah, mau jadi mahasiswa saja harus sesusah ini. Wajib mengikuti ini, mengikuti itu, dan lain sebagainya. Apa karena Fakultas saya saja? Entahlah, aku rasa semua begitu. Padahal dulu seingat saya pas masuk Sekolah Dasar(SD) tak sesusah ini. Tak ada yang namanya istilah seperti KRS, KHS, PNDK, dan sebagainya. Apa mungkin saya malas makanya semua terasa ribet? Apa karena pembawaan saya yang merasa di ribetkan? atau ada alasan yang lain? sampai sekarang semua beban tentang kuliah masih penuh mengisi kepala ini. Aku hanya berharap semoga ini awal yang baik buat ke depannya. 

Senior jadi Junior

Barangkali hidup memang ada masa transisi, dulu yang saat masa SMA jadi Senior , kini di awal masuk Mahasiswa mau tidak mau harus terima menjadi Junior kembali. Aku rasa hanya sebagian orang saja yang terima di perlakukan sebegitu kejam nya dengan kakak senior, dan selebihnya aku tidak tahu bagaimana. Hanya saja sebelum menjadi Senior kita harus merasakan juga menjadi Junior. Itulah sebabnya ada saat dimana kita dibawah dan ada saat kita berada diatas. Sampai saat ini aku selalu merasa di bawah dan sedang mencoba untuk berada di atas.

Stalk

Barangkali ketika kita sudah menyayangi dan mencintai seseorang kita juga harus menerima masalalunya, dan ketika kita mengetahui masalalunya kita juga harus kadang siap ketika kita melihat apa yang terjadi padanya ketika itu. Tapi apalah daya kalau itu sudah terjadi. hanya saja kita harus siap menerima itu. Untuk itu aku hanya bisa berusah untuk tak membahasnya lagi. Sedang aku coba.

Jatuh

Bicara tentang fase hidup bicara mengenai tahap perkembangan seseorang, ada yang dulu baik sekarang jadi jahat, ada yang dulu sombong sekarang jadi ramah dan sebagainya. Banyak hal yang terjadi yang tak kita duga di sekitar kita. Bahkan kita mesti jatuh dulu agar sadar bahwa kedepannya harus lebih baik dari sebelum kita jatuh tadi. Tuhan selalu punya rencana yang tidak kita ketahui bagaimana nantinya. Barangkali Tuhan lebih sering mendengarkan keluhan-keluhan kita daripada rasa syukur kita. Tapi tak satupun dari kita mendengarkan keluhan Tuhan tentang sikap hamba-Nya yang buruk kelakuannya. Hanya saja kita yang tak mengerti karena saat kita terjatuh itulah saat kita bangkit. Seharusnya kita memahami fase kehidupan ini, dan saya sedang mencobanya.

Menunggu

Bagi sebagian orang menunggu itu sesuatu yang menyebalkan, bahkan ada yang bilang menunggu itu pekerjaan yang sangat membosankan. Tapi untuk beberapa orang, mereka tetap setia dengan apa yang di tunggu nya. Bahkan itu adalah sesuatu yang menyenangkan yang kadang melukiskan senyum kecil di wajah nya saat mereka memikirkan nya. Buatku menunggu yang disayangi itu pekerjaan yang merindukan. Berbeda dengan mereka yang menunggu karena sebatas suka, akibatnya, menunggu itu menjadi hal yang sangat membosankan. Tapi pada intinya, buat seseorang yang di tunggu, jangan biarkan orang yang menunggumu itu kelamaaan berdiri di ujung sana sendirian menunggu.mu atau menunggu jawaban darimu. Karena bisa jadi disaat dia sedang menunggumu sendirian akan ada seseorang yang setia menemaninya untuk menunggumu sampai ia benar-benar capek dan tak lagi mau menunggumu karena kamu telah membiarkan orang lain masuk untuk mengisi hatinya. @Haris_DeLouvre

Sekitar kita

Kadangkala ada banyak hal di sekitar kita yang peduli dengan kita, tapi tak banyak yang sadar akan hal itu. Mereka yang memberi mu perhatian, menanyakan kabarmu, kesehatanmu, keadaanmu, dan hanya sekedar mengucapkan "Selamat Pagi". Padahal mereka hanya ingin akrab saja, bahkan ingin lebih akrab. Tak jarang juga mereka yang seperti begitu ada menyimpan sebuah rahasia yang mungkin belum siap di ungkapkannya. Mereka juga yang berusaha mencari sebuah hal-hal kecil untuk di perbincangkan juga ditanyakan, bahkan sekedar basa-basi saja mereka seperti itu. Bukan apa-apa, mereka hanya ingin lebih lama saja berbincang denganmu. Hanya saja banyak dari kita yang menganggapnya biasa. Saya pernah seperti itu, bahkan bisa dibilang sering, saya lupa. Sejak memahami itu aku mencoba untuk berusaha menjaga perasaan seseorang sekecil apapun, walau sering terlewatkan aku hanya bisa menuliskan nya di catatan kecilku kalau aku pernah mengacuhkan perhatian seseorang kepadaku. Ketika mereka memberi

Dari Sepatu Dahlan

Sebelum ini saya menuliskan sebuah kutipan dari novel Sepatu Dahlan karya Khrisna Pabichara, jangan tanya bagaimana ceritanya, korelasi antara Ayah dan Anak buat saya menjadi pribadi yang harus lebih baik dari tokoh dalam cerita tersebut. Tapi yang saya tulis kali ini bukan tentang itu, saya mengambil sebuah kekuatan hati milik Dahlan yang tetap teguh dengan keinginannya. sebelum saya posting tulisan ini, saya telah melukai hati ayah saya. Saya tahu mereka susah payah dalam mencari biaya buat hidup. Tapi entah kenapa perilaku saya tak selalu menjurus untuk meringankan beban mereka. Seringkali mereka kecewa karenaku dan seringkali juga saya kecewa dengan mereka, saya hanya butuh waktu untuk bisa bahagiain mereka sepenuhnya. Walaupun usaha sembilan bulan dan bertahun-tahun tidak dapat membalas. Saya yakin dapat mengukir senyum di wajah mereka suatu saat nanti, tapi itu entah kapan. dan untuk sekarang. Tuhan, terserah Engkau sajalah!