Posts

Showing posts from November, 2015

Kenapa Kau Bertanya ?

            Ketika menulis ini aku sedang menikmati secangkir kopi latte dengan dua bungkus kecil gula. Sambil menunggu malam meninggi, aku melihat ke sekeliling cafe. Beberapa pasangan yang berpacaran, dua barista yang sedang sibuk meracik kopi, dan sekumpulan perempuan-perempuan yang sedang bergosip dengan suara tawa yang lebih mengganggu daripada pengamen jalanan yang bernyanyi asal-asalan.             Sembari  menikmati beberapa tegukan kecil kopi yang kupesan, aku menatap deretan tombol keyboard yang berwarna hitam dengan perasaan yang aneh. Pikiranku menerawang ... *** Pada suatu malam, kurang lebih pukul dua belas lewat dua puluh, aku baru saja tiba di rumah. Sebelumnya aku baru saja bertemu dan berkumpul sambil menikmati beberapa cangkir kopi dengan beberapa teman di cafe yang sama dengan tempatku menulis saat ini. Dengan pikiran yang berkecamuk, aku mencoba untuk tetap mengontrol diri agar terlihat baik-baik saja agar topik obrolan kami tidak terganggu. Setelah me

Karena Kau Tahu Mengapa

Mungkin kau tahu alasan kenapa aku masih saja sendiri, tak perlu kujelaskan lagi itu. Karena kau tahu mengapa. Sejak kau diam-diam pergi dariku, tanpa kusadari runtuh semua apa yang ingin kubangun. Pondasiku tak kuat lagi menahan perih itu. Semua berserakan tanpa pasti. Waktu terasa berhenti merusak akal ku. Aku pikir aku tak mau tahu itu, aku tak ingin tahu itu. Karena aku tahu mengapa, dan kau tahu kenapa. Sebelum itu, begini Sejak kupastikan aku tak lagi sendiri saat itu, aku yakin kau juga sedang menungguku. Aku persiapkan semuanya. Aku menunggu waktu. Terus kulihat waktu yang melingkari pergelangan tangan. Menunggu tiba rencana-rencana yang sudah kusimpan di hari bahagiamu. Kucorat-coret lagi semua daftar rencanaku. Kupastikan lagi aku tak akan salah menyiapkannya. “Tenang-tenang, semuanya pasti berjalan lancar” begitu pikirku Aku semakin larut dalam permainanku sendiri, gusar berkepanjangan. Seperti daun-daun yang hampir gugur jatuh dilupakan dahan. Sebentar,

Belum Lupa

Aku sedang duduk menghadap sebuah jendela di sebuah kafe yang sedang diguyur hujan, hujan yang sudah mulai sering turun di kota ini, November rain . Malam itu sangat dingin, hembusan desah nafasku sesekali terus berulang sambil kugenggam tanganku sendiri lalu kutiupkan agar tak kelihatan menggigil. Terdengar juga beberapa alunan lagu yang diputar oleh pemilik cafe tersebut. Sebentar, aku sedang mengingat-ingat apa yang sedang kupikirkan sekarang. Oh iya, aku sedang memikirkan gadis yang sering kulihat diam-diam tanpa diketahuinya. Seseorang gadis berkacamata yang memiliki senyum hangat di bibirnya. Dia gadis manis yang pernah membuatku jatuh cinta tanpa sebab. Tetapi belum cinta itu bersambut__ maksudku , tiba-tiba dia berbohong sedikit bahwa dia sudah dapat yang lebih baik dengan alasan.. “Dia udah bilang sayang, terus aku harus gimana lagi.” Ah, lupakan saja, itu sudah lalu. Meskipun sama saja. Dihadapanku kini secangkir Latte manis terdiam tak kusentuh, art busanya te