Posts

Showing posts from 2016

Saat Diri Sendiri Berjarak Dengan Korupsi

Image
Manusia mana coba yang tidak tergiur dengan uang? Begitulah sepenggal kalimat yang saya dengar dari seorang lelaki tua di sebuah warung kopi pinggir jalan. Memang benar rasanya kita menyetujui kalimat tersebut. Tak muluk-muluk kalimat tersebut keluar dari kata-kata seorang pekerja lepas yang masih kesulitan mencari pekerjaan tetap. Kita menyadari bahwasanya uang terkadang menjadi segalanya. Akibat tuntutan zaman yang semakin keras yang segala hal kadang harus berakhir dengan uang. Sebagai manusia normal tentu saja saya tidak munafik soal uang, saya juga butuh uang.  Meskipun saya mahasiswa, saya juga butuh uang untuk kehidupan yang sejahtera selama hidup di perantauan yang tidak jauh-jauh sekali dari kampung halaman saya sendiri. Soal korupsi atau penyelundupan uang juga bukan hal yang baru lagi, saya pernah mengalami itu di masa-masa sekolah dulu. Bayangkan saja, sejak belum begitu mengenal apa-apa saya sudah merasa uang telah menjadi kebutuhan yang pokok. Bagaimana

Mahasiswa Yang Buang-Buang Waktu

Apa yang kalian harapkan dari tulisan saya? Menemukan sebuah pencerahan tentang bagaimana cara menjadi mahasiswa hebat? Atau jangan-jangan hanya ingin tahu seberapa hebatkah saya berusaha untuk menulis kiat-kiat tentang rasanya menjadi “mahasiswa hebat”? Tapi maaf, bukan itu. Dan juga, saya engga peduli. Tapi mungkin kali ini kalian sedang berpikir kenapa harus membaca tulisan ini, atau mungkin saja kalian sedang enggan dan tidak ingin menghabiskan kuota internet yang tinggal sedikit itu dan hanya buang-buang waktu saja membaca tulisan ini bukan? Atau bisa saja di notif ponselmu telah masuk pesan dari seseorang yang kalian tunggu sejak tadi lalu ingin sekali segera mengabaikan tulisan ini. Atau mungkin tidak ada sama sekali sehingga kalian memutuskan untuk membaca tulisan yang sama sekali tidak berguna ini dan segera mencampakkan ponsel kalian ke atas kasur dan mengumpat “ Kan bener, sia-sia saja saya membaca tulisan sampah ini”. Atau mungkin ada kemungkinan-kemungkinan

Percakapan Hancur

Malam itu di sebuah kursi panjang dibawah lampu kota “Apa rasanya tak diinginkan lagi?” “Tidak tahu. Aku belum pernah mengalaminya.” “Apa rasanya terjebak di hubungan yang salah dan jalan di tempat?” “Maaf. Aku juga belum pernah mengalaminya.” “Apa rasanya ditinggalkan saat sedang sayang-sayangnya?” “Em, Itu luar biasa!” “Apa rasanya melihat orang yang kau cinta lebih memilih orang lain?’ “Dan itu sangat luar biasa!” “Apa rasanya melihat mantan pacarmu memasang foto mesra dengan orang lain?” “Itu keren. Em, pertanyaanmu enggak ada yang lain?!” “Apa rasanya membohongi hati sendiri?” “!@#$%^&&**!!!” “Apa rasanya tak diingini lagi, ditinggalkan saat sedang sayang-sayangnya, kemudian dia memilih orang lain, menikah dan mesra, dan sampai saat ini masih memasang foto berdua?” “Begini saja. Ganti semua jawabanku sebelum ini dengan satu kata: Hancur.” *** @Harisyavin Ide : Faizal Iskandar

Cerita Yang Sebaiknya Berguna

Ponselku bergetar, kulihat pesan masuk. “ Nama dia lagi ” batinku Kuabaikan saja *** Oh iya, akhir tahun lalu aku sedang dekat dengan seorang perempuan. Teman yang tak pernah kusadari cantiknya itu. Dia cantik, sangat cantik.  Tak peduli pentingnya dia bagaimana. Aku hanya tahu, dia cantik. Dia manis, kupikir aku betah berlama-lama dengannya.  Aku suka cara di malu, dia memegang lenganku. Aku suka cara dia lelah, dia meletakkan kepalanya di pundakku. Aku juga suka cara dia khawatir, dia memegang tanganku Dan lagi, aku lebih suka dengan cara dia ketakutan, dia memelukku, erat! Nyaman ? ya aku nyaman. Senang? tentu saja aku senang, sangat senang. Tak berhenti aku bertingkah bodoh di perjalanan pulang dari rumahnya, berteriak, bernyanyi, dan tertawa sangat bahagia. “ah, kupikir aku sudah menemukan apa yang sudah kucari” Sejak itu aku menetapkan waktu untuk dia, untuk menetapkan hari-

Sadar Tak Pernah Sadar

Di sepertiga malam aku terbangun Aku keluar, mencari kedai teh yang masih buka. Menyesap beberapa batang rokok yang ku punya. Aku duduk tenang merenungi banyak hal. Hari berikutnya aku tersadar di sepertiga malam Keluar, lalu mendatangi kedai teh yang kuingat semalam Duduk tenang melamun di kursi kosong Esoknya aku terlalu cepat, aku sadar di pertengahan malam Keluar dan memilih kedai kopi Tersadar tak melamun dan terdiam Hari-hari membosankan memenuhi hidup Tanpa rekan, tanpa teman, tanpa kekasih. Kesepian ada arti, perasaan terus menyiksa Pilihan terus diusik intuisi Aku bahagia,   Sebab Aku sadar, aku tak pernah sadar @Harisyavin

Senja Dan Malam Yang Panjang

Image
Aku melempar batu ke arah jauh laut lepas sana, suara teriakan anak-anak bermain di tepi pantai mewarnai suasana sore itu. Aku menerawang sejenak, sudah hampir dua jam aku duduk di atas batu tepi pantai kota ini. Kota Kendal *** Sudah lumayan lama aku tidak mengunjungi kota ini, kota dimana ayahku dilahirkan. Kota yang berada di pinggir pantai utara pulau Jawa, yang berbatasan langsung dari ibukota Provinsi Jawa Tengah itu.  Cuaca malam itu sangat sejuk, dan aku sedang berjalan menyusuri trotoar bersama seseorang. “Kota ini banyak berubah kan?” Aku terkejut, dia yang sedari tadi tak banyak bicara kini mulai bersuara. “Ah, iya iya. Aku sedikit pangling dengan perubahan kota ini” Jelas saja aku pangling, sudah hampir delapan tahun aku tak mengunjungi kota ini. Juga bertemu dia, yang makin cantik saja. Rambutnya yang terurai panjang dan harum tubuhnya yang membuatku betah berlama-lama di dekatnya. “Apa yang mau kamu tawarkan dari kota ini sekarang?” tanyaku Kam