April

Rumit, itu satu kata untuk menggambarkan bagaimana april ini berjalan. Semua tampak berbeda, bahkan aku tak percaya aku bisa menjalani bulan ini dengan sangat nyaman.
Itu hanya salah satu pandanganku terhadap bulan ini, tidak berkomentar apapun tentang mereka yang mengalami bahagia, kecewa, miris, atau senang di bulan ini.

Dan Hari ini, adalah hari terakhir bulan april, see you April sebelum orang-orang ramai menuliskan sebuah kata yang mulai umum terdengar.

Welcome Mei” 

Sore ini, Aku menikmati udara kampus sendiri. Duduk santai dan memilih sekaleng kopi untuk teman menulisku. Suara-suara kendaraan bermotor dan ocehan-ocehan para mahasiswi-mahasiwi muda yang mulai ngelantur sangat jelas terdengar. Dan sesekali mereka mengatakan untuk mencari rencana liburan pada akhir pekan ini. Alhasil, mereka membuyarkan lamunanku.
“Liburan?”
Oh iya, aku melupakan satu hal penting untuk akhir pekan ini. Kesempatan berdua bersamanya, biasanya dia selalu mengabarkan untuk mengajak ku pulang bersama dengannya. Tapi sepertinya aku melewatkan itu atau mungkin saja, dia yang melewatkanku, tak sekalipun aku memeriksa akun sosial mediaku untuk melihat siapa tahu dia mengirimiku pesan tentang itu.
Ah, sudahlah. Aku sepertinya sudah tak lagi peduli tentang itu. Sesekali memang terlihat bahwa aku terlalu berharap padanya, padahal aku hanya menganggapnya teman biasa, teman obrolan yang sungguh menarik.
Akhir pekan ku kali ini terlihat aneh, hanya sekedar basa-basi lusuh yang membosankan. Oh iya, aku mulai ngelantur dalam menulis sepertinya. Dampak dari perasaan yang membingungkan. Kau tahu, akhir pekan yang selalu dihabiskan berdua bersamamu itu hal yang menyenangkan, setelah seharian kau mengeluh tentang sakit fisik yang kau derita, aku merasa telah  menjadi orang yang berharga di sekitarmu saat itu.

Lalu, saat itu

“ada apa kemari? Kangen ya?”
Kata-katamu seperti biasa setelah melihatku sudah menunggu lama di depan pintu rumahmu. Aku hanya tertawa kecil, tak lama kemudian, aku menyodorkan sesuatu kepadanya
“Nah, ini cokelat buatmu, ambillah!”
Ucapan terima kasih keluar dari bibir manismu setelah menerima sesuatu dariku, setelah itu kita mengobrol banyak hal di depan rumahmu, mengomentari orang lewat, berbicara tentang mantan, dan berbicara tentang rutinitas kita.

Seperti sudah expert ya aku membahasmu terus-terusan, lalu apa aku harus meneruskanmu dan tak mengindahkan yang lain yang telah mengutuhkanku?
Ya, disanalah semua kurasakan. April


Comments

Popular posts from this blog

Daya Tarik Pasar Bawah Pekanbaru

Ketika Dunia Digital Membuat Candu

Tinggal Satu