Setelah Malam Itu
Setelah
pertemuan malam itu, rasanya, hatiku
tersengat sesuatu. Aku tidak tahu apa. Seperti sebuah hal yang pernah aku alami
tapi aku lupa kapan. Aku juga tidak pernah tahu apa aku pernah sesenang ini.
Rasanya aku merindukan sesuatu, sesuatu sentuhan yang membuat hal kecil terasa
berharga. Kita tertawa, bercanda, dan berdua bersama. Senang? Ya, aku senang.
sepulang dari sana, aku bernyanyi, berteriak, bahkan tertawa puas karena merasa
bodoh sudah tak ingat waktu, waktu berdua bersamanya hingga sampai larut malam.
Sebelum
itu, aku baru saja pulang dari kampus. Terasa lelah karena hari itu Jumat, hari
yang mulai banyak rutinitas baik yang baru kusadari. Hingga sepulang itu,
seperti biasa, aku rehat sejenak. Menatap senja dari teras rumah, melihat dari
kejauhan keramaian orang-orang yang berkumpul melihat pertunjukan olahraga,
lalu aku menyesap kopi. Tiba saja aku teringat sesuatu. Aku ambil ponsel lalu
menulis pesan kepadanya, anggap saja namanya Ariana.
Ariana,
lagi dimana? Rumah? Nanti malam aku ke rumah ya, Mau ambil sesuatu, sampai
nanti.
Seminggu
yang lalu temannya meminjam helm punyaku, dan kali ini, helm tersebut menjadi
alasan buat bertemu dengannya. Entah kenapa iba-tiba saja aku secekat itu,
kepikiran, lalu mengajaknya bertemu. Mungkin saja aku rindu. Setelah pertemuan
itu, rasanya ada sesuatu yang aneh saja. Perasaan yang rumit, meresahkan, dan
menyenangkan. Terima kasih helm!
Comments
Post a Comment