Posts

Showing posts from 2015

Seorang Prajurit

Saya pernah punya mimpi tentang kamu, saya pernah punya cita-cita tentang itu Saya mencintai kamu, kamu mencintai saya. Dan hidup kita bahagia, saling memiliki, kemudian saling setia selama-lamanya. Kamu cantik, semua orang juga tahu itu. Kamu pintar, kamu sangat menyenangkan. Dan bersama kamu segalanya berjalan semakin seru dan indah. Saya ingin selalu membuat kamu tertawa bersamaku. Dan kedepannya, saya ingin membuat kamu bahagia. Mengharapkan kamu, artinya saya bersaing dengan banyak lelaki di luar sana. Dan saya siap dengan segala resikonya. Kamu dengan segala luar biasamu, dan saya dengan semua biasa-biasanya. Orang-orang bilang mimpi saya keterlaluan. Semuanya bilang saya pungguk merindukan bulan. Sampai akhirnya, satu-persatu rintangan datang. Menghantam dari kanan, kiri, depan dan belakang. Saya yang awalnya tegar pun terpaksa menyudahi mimpi saya dan menyerah. Saya pernah mendengar kalimat ini “Ada hal-hal yang memang tak bisa dipaksakan” mungki

Untuk Perempuan

Untuk perempuan Memangnya kenapa jika memulai duluan ? Takut disangka murahan ? Harusnya kami saja yang kamu sebut murahan jika semurah itu melabeli seorang perempuan murahan . Memangnya kenapa jika menunjukan suka lewat perhatian ? Takut disangka gampang ? Pemikiran ‘takut disangka gampang’ mu itu yang justru semakin mempersulit keadaan. Kami sudah kehabisan waktu. Kami, yang mulai beranjak dewasa – karena diharapkan dan dibutuhkan untuk dewasa di depan perempuan yang kami sukai – mulai muak dengan semua ini. Kami lelah ketika kamu menuhankan gengsi. Pembenaran-pembenaran seperti “ supaya enggak terkesan gampang ”, “ supaya enggak dianggap murah ”, “ supaya buat penasaran ” itu semakin kesini sepertinya semakin terasa dipaksakan dan dijadikan ‘makanan’ bagi momok menakutkan bernama gengsi . Mungkin untuk awal-awal kenal dan awal dekat, semuanya masih bisa dimaklumi. Semuanya masih indah, dan masih menimbulkan rasa-rasa kasmaran. Ketika waktunya sudah cukup lama un

Hujan Lagi

Kutanyakan pada jutaan hujan Kenapa mereka selalu mengingatkanku akan kau? Pekanbaru sedang romantis sekali sore ini, meski ada sebagian tempat sedang terjadi riuh karena sebuah peristiwa kebakaran di salah satu perbelanjaan terkemuka di kota ini. Tapi aku tetap bilang, Pekanbaru sedang romantis sekali sore ini. Hujan baru saja reda. Dan seperti biasa, petrichor menghadirkan lagu indah yang cuma bisa didengar mereka yang sedang rindu. Di depan teras toko roti, bersama lima pemotor lain dan satu motor pekerja becak odong-odong sedang berteduh, saya bersiap melanjutkan perjalanan. Kemudian saya kembali mengingatmu. Kamu yang lebih dari cantik, kamu yang diam-diam membuat saya rindu, kamu yang membuat hal-hal kecil terlihat seru dan menyenangkan, kamu yang membuat saya merasa cukup, dan kamu yang perlahan menjauh setelah hati saya jatuh. Tentu saja saya tahu, cinta tak bisa dipaksakan. Saya sangat sadar, cinta butuh waktu dan kesempatan. Dan itu mungkin bukan sekaran

Kenapa Kau Bertanya ?

            Ketika menulis ini aku sedang menikmati secangkir kopi latte dengan dua bungkus kecil gula. Sambil menunggu malam meninggi, aku melihat ke sekeliling cafe. Beberapa pasangan yang berpacaran, dua barista yang sedang sibuk meracik kopi, dan sekumpulan perempuan-perempuan yang sedang bergosip dengan suara tawa yang lebih mengganggu daripada pengamen jalanan yang bernyanyi asal-asalan.             Sembari  menikmati beberapa tegukan kecil kopi yang kupesan, aku menatap deretan tombol keyboard yang berwarna hitam dengan perasaan yang aneh. Pikiranku menerawang ... *** Pada suatu malam, kurang lebih pukul dua belas lewat dua puluh, aku baru saja tiba di rumah. Sebelumnya aku baru saja bertemu dan berkumpul sambil menikmati beberapa cangkir kopi dengan beberapa teman di cafe yang sama dengan tempatku menulis saat ini. Dengan pikiran yang berkecamuk, aku mencoba untuk tetap mengontrol diri agar terlihat baik-baik saja agar topik obrolan kami tidak terganggu. Setelah me

Karena Kau Tahu Mengapa

Mungkin kau tahu alasan kenapa aku masih saja sendiri, tak perlu kujelaskan lagi itu. Karena kau tahu mengapa. Sejak kau diam-diam pergi dariku, tanpa kusadari runtuh semua apa yang ingin kubangun. Pondasiku tak kuat lagi menahan perih itu. Semua berserakan tanpa pasti. Waktu terasa berhenti merusak akal ku. Aku pikir aku tak mau tahu itu, aku tak ingin tahu itu. Karena aku tahu mengapa, dan kau tahu kenapa. Sebelum itu, begini Sejak kupastikan aku tak lagi sendiri saat itu, aku yakin kau juga sedang menungguku. Aku persiapkan semuanya. Aku menunggu waktu. Terus kulihat waktu yang melingkari pergelangan tangan. Menunggu tiba rencana-rencana yang sudah kusimpan di hari bahagiamu. Kucorat-coret lagi semua daftar rencanaku. Kupastikan lagi aku tak akan salah menyiapkannya. “Tenang-tenang, semuanya pasti berjalan lancar” begitu pikirku Aku semakin larut dalam permainanku sendiri, gusar berkepanjangan. Seperti daun-daun yang hampir gugur jatuh dilupakan dahan. Sebentar,

Belum Lupa

Aku sedang duduk menghadap sebuah jendela di sebuah kafe yang sedang diguyur hujan, hujan yang sudah mulai sering turun di kota ini, November rain . Malam itu sangat dingin, hembusan desah nafasku sesekali terus berulang sambil kugenggam tanganku sendiri lalu kutiupkan agar tak kelihatan menggigil. Terdengar juga beberapa alunan lagu yang diputar oleh pemilik cafe tersebut. Sebentar, aku sedang mengingat-ingat apa yang sedang kupikirkan sekarang. Oh iya, aku sedang memikirkan gadis yang sering kulihat diam-diam tanpa diketahuinya. Seseorang gadis berkacamata yang memiliki senyum hangat di bibirnya. Dia gadis manis yang pernah membuatku jatuh cinta tanpa sebab. Tetapi belum cinta itu bersambut__ maksudku , tiba-tiba dia berbohong sedikit bahwa dia sudah dapat yang lebih baik dengan alasan.. “Dia udah bilang sayang, terus aku harus gimana lagi.” Ah, lupakan saja, itu sudah lalu. Meskipun sama saja. Dihadapanku kini secangkir Latte manis terdiam tak kusentuh, art busanya te

Realita Hati

Aku membuka tas lalu mencari earphone dan duduk tenang di pojokan coffee shop. *** Malam itu aku duduk sendiri di tempat yang biasanya aku datangi, menatap kursi sebelah yang kosong. Kuputar lagu Dan dari Sheila On 7 yang mengalun indah ditelingaku. Dan, dan bila esok datang kembali seperti sediakala dimana kau bisa bercanda, dan perlahan kaupun lupakan aku mimpi burukmu dimana telah kutancapkan duri tajam. Kau pun menangis, menangis sedih. Lupakanlah saja diriku bila itu bisa membuatmu kembali bersinar dan berpijar seperti sedia kala Dan, bukan maksudku bukan inginku melukaimu Sadar kah kau disiniku pun terluka ... Oke jelas ini lagu galau ! Lupakan, Sejenak aku memikirkan sesuatu untuk kutulis dan menatap nanar di depan laptop. Segelas kopi sudah hampir kuhabisi. Tak biasanya begini, bingung tak tahu mau apa. Ide pun hilang dibuatnya. Semalam aku menghubungi seseorang hanya untuk menanyakan kabarnya saja, karena telah lama kami tak saling memberi kabar. S

Malam Adha

Kemarin Sayup-sayup takbir berkumandang sudah mulai terdengar di sepanjang perjalananku pulang. Ya, padahal sebelum itu saya berpikir lama untuk memutuskan apakah saya pulang atau tidak. Pada awalnya saya memutuskan untuk tak pulang karena ada sesuatu yang mepet sekali jika saja aku pulang. Namun setelah berpikir-pikir lagi, aku putuskan saja untuk pulang. Dalam perjalanan pulang saya tak merasa ada sesuatu hal yang besar buat kusambangi. Sekalipun itu malam takbir. Tak begitu terburu-buru mengejar malam itu. Entah mengapa. Atau mungkin saja nanti selepas sampai rumah saya akan rebahan dan memilih untuk tidur daripada berkeliling buat takbir bersama. Saya pikir itu menyenangkan. Dan seharusnya kalian tahu. Itu masih saya pikir. Hari raya lebaran haji kali ini tetap sama dari hari-hari raya sebelumnya. Aku tak merasakan sebenar-benarnya hari besar itu. Entah apa yang salah. Apa aku apatis? Apa aku tak punya perasaan? Apa aku tak punya iman? Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaa

Rutinitas #MelawanAsap

Image
Sore kemarin, tepat pada tanggal 14 September kemarin terjadi hujan yang melanda kota ini, Pekanbaru. itulah hujan yang membuat beberapa orang di kota ini bersyukur. Akhirnya turun juga hujan setelah berhari-hari rutinitas kami hanya menutup hidung dan wajah kami dengan masker untuk menghindari asap yang begitu pekat ini. Saat itu kami bisa bernafas lega mencium bau hujan, bau petrichor dari tanah basah. Menenangkan hati. Begitulah yang kami rasakan untuk beberapa waktu. Selang beberapa jam kemudian asap kembali pelan-pelan memenuhi isi kota ini lagi. Hari-hari berat kami pun akan dimulai lagi. Sebelum hujan turun kabut asap sangat tebal memenuhi seluruh kota. Semua kampus dan sekolah kembali diliburkan. Percayalah jika kalian melihat ini kalian tak akan kuat berada di Pekanbaru berlama-lama. Jarak pandang hanya sekitar 50-100 meter. Dengan itu saja sudah cukup menyesakkan dada, tanpa disadari mata perih dan mengeluarkan air mata. Tak ada yang kami tangisi sebenarnya, air  mata ini

Mati Kekenyangan Di Pekanbaru

Image
Sebagai ibukota dari salah satu provinsi terkaya di Indonesia jelas saja memberikan kota Pekanbaru sebuah nilai plus terkait  salah satu kota yang akan dikunjungi jika berlibur. Salah satu hal yang menarik di kota ini yaitu kulinernya. Meski kota ini terbilang sulit mencari makanan khas melayu daripada masakan Padang yang hampir tiap tempat kalian temukan di kota ini. Tapi jika ditanya makanan khas nya kota Pekanbaru yang enak pastilah enggak jauh-jauh dari yang namanya masakan ikan Selais, Patin dan Baung. Nah, saya akan merekomendasikan salah satu tempat makan masakan melayu yang enak dan sudah terkenal di Pekanbaru, yaitu Rumah Makan Pondok Gurih. Sebelum saya menulis ini saya sempat bertanya-tanya ke teman tempat makan masakan melayu yang enak dimana dan akhirnya ketemulah tempat ini. Saat pertama kali masuk kalian akan menemukan hal unik yang terbilang jarang kalian lihat di tempat makan lainnya. Saya langsung disambut pelayan yang membunyikan gong. Maksudnya ini untuk membe

Daya Tarik Pasar Bawah Pekanbaru

Image
Sebelum mengetahui salah satu pasar terbaik di kota saya, Pekanbaru. Sebaiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan pasar itu. Pasar merupakan salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastuktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Atau biar mudah, seperti yang biasa kita kenal saat di pendidikan sekolah dasar atau sekolah menengah lainnya bahwa pasar itu adalah suatu tempat transaksi yang dilakukan oleh penjual dan pembeli. Dan di Pekanbaru mempunyai sebuah pasar yang sangat terkenal yaitu Pasar Bawah. Dan pasar ini telah menjadi ikon tempat wisata belanja di kota Pekanbaru. Pasar bawah memiliki daya tarik yang luar biasa, dan sangat tersohor di kalangan orang-orang penggila barang-barang murah dan berkualitas. Sampai ada ungkapan begini “ belum lengkap ke Pekanbaru kalau belum pernah ke Pasar Bawah” . Bagi orang-orang luar Pekanbaru, Pasar Bawah merupakan salah satu tempat yang wajib d