Untuk Perempuan

Untuk perempuan

Memangnya kenapa jika memulai duluan ? Takut disangka murahan ? Harusnya kami saja yang kamu sebut murahan jika semurah itu melabeli seorang perempuan murahan .

Memangnya kenapa jika menunjukan suka lewat perhatian ? Takut disangka gampang ? Pemikiran ‘takut disangka gampang’ mu itu yang justru semakin mempersulit keadaan.
Kami sudah kehabisan waktu. Kami, yang mulai beranjak dewasa – karena diharapkan dan dibutuhkan untuk dewasa di depan perempuan yang kami sukai – mulai muak dengan semua ini.
Kami lelah ketika kamu menuhankan gengsi. Pembenaran-pembenaran seperti “supaya enggak terkesan gampang”, “supaya enggak dianggap murah”, “supaya buat penasaran” itu semakin kesini sepertinya semakin terasa dipaksakan dan dijadikan ‘makanan’ bagi momok menakutkan bernama gengsi.

Mungkin untuk awal-awal kenal dan awal dekat, semuanya masih bisa dimaklumi. Semuanya masih indah, dan masih menimbulkan rasa-rasa kasmaran. Ketika waktunya sudah cukup lama untuk sebuah pendekatan, kami butuh tahu. Iya, kami butuh tahu apakah perempuan yang sedang kami dekati punya perasaan yang sama atau tidak. Oke, kami hargai prinsip “perempuan enggak boleh ngomong duluan”. Tapi kalau tidak ingin bicara, setidaknya tolonglah tunjukkan.

Mungkin perempuan yang sedang kami dekati sudah tidak aneh menemukan seseorang laki-laki yang berusaha untuk mendapatkannya. Dalam beberapa kondisi, kami, laki-laki seringkali habis-habisan dalam mengejar perempuan. Iya, kami kerahkan semua. Waktu, tenaga, pikiran, dan semuanya. Namun, kami cuma butuh satu : Alasan.

Alasan

Kami butuh alasan untuk terus berjuang. Mungkin kalimat “cinta tak butuh alasan” dari film-film sudah begitu terdoktrin dan menjadi panutan bahwa itu adalah hal paling romantis. Tapi tidak bagi kami. Perlu diketahui, kami laki-laki terlalu sering berpikir pakai logika. Kami butuh alasan untuk terus maju, untuk memberikan segalanya yang kami punya, untuk melakukan hal-hal gila demi melihat seseorang bahagia. Alasan itu sederhana untuk tahu bahwa apa yang kami lakukan tidaklah sia-sia. Bahwa perempuan yang kami sukai juga punya perasaan yang sama.

Maaf, kami tidak bisa seperti tokoh utama di film-film drama yang menjunjung tinggi “cinta harus tanpa pamrih” dan “cinta enggak harus memiliki.” Kami hidup di kehidupan nyata, dan kami juga ingin disayangi. Ketika kami sudah melakukan banyak hal, memberikan segalanya. Jujur, dalam hati yang paling dalam kami ingin mendapatkan, atau setidaknya melihat hasil dari apa yang telah kami upayakan.
Seperti, sekecil perhatian dan usaha untuk menunjukkan perasaan suka juga dari perempuan yang kami sukai. 

Karena apa?

Kami tidak ingin tua dan mati mengejar-ngejar perempuan yang tidak mengasihi kembali. Kami, mungkin juga manusia yang lainnya, butuh disayang juga. Seringkali, kami pada akhirnya memilih pergi setelah semuanya sudah kami lakukan tidak  membuahkan hasil apa-apa. Tak kunjung ada tanda-tanda bahwa perempuan yang kami sukai juga menyukai kami. Kami tidak ingin mati konyol. Lebih dari itu, kami tidak ingin hidup bodoh.

Namun anehnya, seringkali ketika kami sudah memilih pergi dan mencoba menuju orang yang baru, perempuan yang tadinya kami sukai malah datang kembali. Alasannya ; baru terasa berharga setelah pergi, atau sebenarnya suka juga tapi terlalu patuh dengan gengsi, atau bahkan masih banyak hal-hal yang lainnya yang kalian sembunyikan.

Kami sudah muak dengan itu

Kehidupan terus maju. Kami terus menua. Ketika waktu itu tiba. Ketika kami benar-benar serius. Justru keinginan kami semakin sederhana. Sama sekali tidak rumit.

Kami ingin bersama mereka yang tidak rumit. Mereka yang jika tidak sanggup bilang punya perasaan suka ya menunjukkannya dengan perhatian, mereka yang ketika jadi pacar tidak gengsi untuk menghubungi duluan , mereka yang ketika jadi kekasih jika rindu ya bilang rindu. Persetan dengan “enggak ada tantangan” lah “kesannya gampang” lah. Bukan, bukan itu, di satu titik dalam fase kehidupan kami yang seperti ini, kami ingin seseorang yang sederhana, karena kami sudah cukup dipusingkan dengan kehidupan, harus memusatkan pikiran dan tenaga untuk sesuatu yang penting juga ; Masa Depan. Dan untuk siapa masa depan itu kami rencanakan, rancang, lalu kejar? Ya untuk bersama perempuan itu juga.

Maka tolong, sederhanalah. Kami yakin dengan menjadi perempuan yang sedikit tidak rumit, itu akan baik untuk kita. Iya, kami dan kamu.

Karena cinta harusnya saling memudahkan

@Harisyavin
Inspired : Dara Prayoga


Comments

Popular posts from this blog

Daya Tarik Pasar Bawah Pekanbaru

Ketika Dunia Digital Membuat Candu

Tinggal Satu