Siapa Gadis Itu?
Malam
itu, aku menghadiri sebuah acara di sebuah hotel yang cukup besar di kota
Pekanbaru. Awalnya aku ingin datang dengan seseorang yang belakangan ini terus
mengusik isi kepala. Sebelumnya aku sudah mempersiapkan acara ini dengan
kehadiranku bersama dia. Tetapi berkali-kali dia hanya memberiku pengharapan
saja. Hingga akhirnya dia mengirimiku pesan lewat sosial media.
Maaf,
aku besok jadi pergi keluar dengan seorang teman
Jadi
enggak bisa kita pergi,
Maaf
ya!
Aku merenung
membacanya, lalu kubiarkan dia tanpa membalas pesannya. Aku melupakannya.
Alhasil,
aku pergi dengan seorang teman yang kebetulan saat itu baru saja datang dari
luar kota. Aku datang tepat pukul 18.23, sedikit telat karena ada masalah saat
berada di perjalanan. Setelah sampai, aku disambut dengan baik untuk mengisi
daftar tamu. Lalu aku memilih kursi untuk menikmati acaranya. Aku duduk
disebelah seorang gadis cantik berbaju hitam dan berambut panjang. Cukup manis,
hanya saja penilaianku minus ketika disebelah dia juga duduk seorang laki-laki
berbaju kemeja bermotif kotak-kotak. Saat itu aku berpikir dia datang dengan
kekasihnya. Lalu, aku tersenyum padanya, dia membalas senyumku dengan begitu
manis, sangat manis. Selama berlangsungnya acara aku cukup mengetahui banyak
hal tentangnya, meskipun baru bertemu. Dia baru saja lulus dari sekolah putih
abu-abu, terlihat ketika pembawa acara menanyakan tentang siapa yang baru lulus
dia hanya tersenyum tipis dan menunduk malu. Lagi-lagi aku terpesona dengan
senyumnya. Lalu laki-laki yang berada di samping nya ternyata hanya seorang
teman dekatnya. Terlihat, tak sekalipun mereka bergandeng tangan dan gadis
itupun lebih banyak fokus ke ponsel yang dipegangnya daripada lelaki yang ada
disebelahnya. Aku sedikit senang mengetahui hal itu.
Perihal
itu, aku berujar
“Aku
menyukai gadis ini”
Harum
tubuhnya yang wangi, dan senyumnya yang manis membuatku terpikat padanya. Bahkan
sentuhan yang tak disengaja pun membuatku benar-benar tertarik padanya. Sepanjang
malam itu aku diam-diam memperhatikannya, dan sesekali dia tampak melihatku dan
tersenyum. Dan berkali-kali juga dia melihatku tanpa sepengetahuanku. Aku
bergetar hebat didekatnya, ada debar-debar yang tak biasanya kutemukan di malam
itu. Setelah berpisah, aku merasa hilang. Dan Sepanjang pulang, aku tak lepas
dari senyum senang. Berkali-kali aku menggigit bibir menyesali mengapa tak
sempat menanyakan namanya.
Siapa
gadis itu?
Gadis
misterius yang membuat malam-malam ku resah dibuatnya. Gadis yang berhasil
membuat seisi nadiku bergetar dan mengalir dengan cepat kesekujur tubuh. Gadis
yang masih belum kuketahui namanya. Dan gadis yang sampai saat ini masih
membuatku terus bertanya-tanya.
Perihal
itu, aku menyerahkannya pada waktu. Aku tak mengerti mengapa saat itu aku
begitu cepat terpikat pada seseorang yang baru kutemui pertama kali. Dia gadis
yang membuatku tersenyum sepanjang hari. Bahkan rasa kesal karena ajakanku
diabaikan oleh perempuan yang belakangan ini terus mengusik kepala saja tak
lagi kupikirkan. Aku mengerti bagaimana cara Tuhan menyayangi. Membiarkan
seseorang yang tak lagi peduli untuk pergi dan menggantinya dengan seorang
gadis yang telah memikat hati.
Aku
jatuh cinta padanya
Hingga
hari ini aku masih memilih untuk tetap menunggu. Meski ku tahu, menunggu tak
selalu menyenangkan. Aku harus siap dengan kenyataan, kalau saja nanti kau tak
pernah datang untuk menetap di hati. Tapi tak mengapa, bukankah mencintai
perihal bertaruh dengan waktu? Bukankah mencintai perihal bermain dengan
kesabaran. Dan sekarang, aku telah mencintaimu sesabar ini.
Comments
Post a Comment