Menulis Lagi

Beberapa waktu lalu, aku teringat akan sesuatu yang mulai sering aku tinggalkan. Menulis di blog. Aku tak tahu mengapa sekarang mulai sedikit malas untuk hal-hal yang biasanya rutin aku lakukan. Mungkin efek puasa? Tentu saja ini tak jadi alasan untuk tidak menulis. Ternyata setelah kupikir-pikir aku hanya malas dan tak punya hasrat untuk lagi menulis. Namun jujur, beberapa waktu terakhir ini tak menulis aku seperti kehilangan sesuatu. Sesuatu yang selalu aku ingat dalam benak bahwasanya aku masih ada kenang dalam resah. Aku resah tak menulis, tak menulis yang semestinya kelak akan menjadi kenangan dalam ingatan.
Atau mungkin begini, aku sedang tak punya seseorang di dalam hati untuk menjadi ide dalam rangkaian kata. Sebenarnya ya alasan itu sangat kuat. Karena tak ada lagi orang yang membuatku patah hati, tak lagi ada orang yang membuatku menahan perih. Mungkin indikasi ini menyebabkan hatiku baik-baik saja sehingga aku menjadi bahagia setidaknya dalam beberapa waktu ini.
Karena pada awalnya aku menulis itu untuk menyederhanakan keresahan-keresahan yang sedang dialami. Dan aku salah, karena sebenarnya menulis itu memiliki pengertian luas. Dan alasanku menulis tadi itu hanya salah satunya dari sekian banyak arti.
Dan kini, aku sedang menunduk dan berharap semut-semut kecil ini mengenaliku dan mulai mendekatkan diri pada hal-hal kecil lagi. Aku ingin harap-harapku tak lagi pupus dan dan menemukan kembali seseorang yang bersedia menjadi aliran kata dalam sentuhan tangan kasar ini.
Karena bagiku, kembali dari kehilangan yang begitu lama membuatku merasa memiliki arti punya. Ternyata aku mempunyai sesuatu yang membuatku betah di dalamnya.


Menulis.


Comments

Popular posts from this blog

Daya Tarik Pasar Bawah Pekanbaru

Ketika Dunia Digital Membuat Candu

Tinggal Satu